Dewanku Mabuk Tiada Asa

 

Kekuasaan menjadi manisan permen, semua berebutan ingin menikmatinya walau sebentar, tetapi tidak rela melepaskannya. Mereka bilang paling kuat kedudukannya, mereka bilang paling pintar ambil posisi strategis. Lalu aku melihatnya dan hanya diam melihat mereka seperti jagoan komik?

Dewanku terlihat garang membawa kuasa seperti tas jinjingan, terlampau sibuk mengurus apa yang tidak tahu diurus.

Dewanku tersenyum gahar terselip dendam kasus tak berujung selesai terhimpit bukti terbuka lebar dalam jeruji.

Dewanku tertawa mengejek, melihat jaman dalam kantong celana bergemerincing koin rencana.

Dewanku terlelap mendengkur dalam obrolan tingkat langit, mimpi ingin menjadi raja dalam negara.

Dewanku terduduk lesu, jantung berdebar saat kelompok tidak menjadi arti, saat keputusan menjadi pepesan kosong.

Dewanku tidak sadar, bertanya tentang tahun berapa sekarang ini?

Dewanku seperti meracau merambat mimpi, dimana aku berasal?

Dewanku berteriak takut, selintas tanggal, hari lahir, serta tugasnya terpajang lebar dibawa oleh orang-orang merayap dalam tanah liat.

Dewanku berguling membalikan badannya, mengambil nafas panjang mengingat sejarah sambil menopang dagu dalam tidurnya.

 

Leave a comment