Warisan Budaya Lokal

 

Hajat Bumi Budaya Turun Temurun

Lokasi

Hajat Bumi Keramat Ganceng (selamatan kampoeng) Kelurahan Pondok Ranggon Kecamatan Cipayung Kota Administrasi Jakarta Timur, suatu bagian dari  program kebudayaan yang dilaksanakan setiap tahun untuk menjalin tali silahturahmi antara warga masyarakat sekitar. Dari letak geografis, pondok ranggon bertepatan di  jalan kramat ganceng merupakan kebudayaan asli Betawi berbatasan dengan kebudayaan Jawa Barat.

 Perpaduan dua bahasa kebudayaan sangat kental dalam acara Hajat Bumi kramat Ganceng, juga dalam kehidupan berkomunikasi setiap hari  bersama masyarakat.

Acara Tradisional

Arak-arakan kesenian, tanjidor, ondel-ondel , gambang kromo, pencak splat, makanan asli Betawi dan tari tradisional memenuhi ruas jalan, Entong, Abang, Eneng, Empok, Encang,Encing, Enyak, Baba, Embok, Baba Tua, Engkong, Kumpi Nyai, Kumpi sampai Kumpi Buyut ikut serta dalam perayaan tersebut.

Suara sayup musik tradisonal yang dibawa dengan gerobak dan mobil bak terbuka, diikuti oleh arak arakan warga mengiringi dari malam sampai pagi hari, semua warga ikut merasakan kemeriahan yang dimulai  pada tanggal 16-18 Oktober.

 Kebudayaan Lokal 

” Dalam acara pesta hajat bumi kramat ganceng dilaksanakan setiap tahun setelah  lima hari perayaan Idul Adha,  bermaksud untuk meningkatkan tali silahturahim dan mempertahankan kebudayaan lokal betawi.

Dengan diadakan acara ini juga memberitahukan tentang kegiatan kebudayaan kuliner  ciri khas betawi agar masyarakat  lainnya mengetahui dan juga akan menambah daya beli, sehingga menjadi  pemasukan bagi warga.

Menjaga Kebersamaan

Peran aktif pemuda sangat besar,semua karang taruna disemua Rukun Warga ikut mensukseskan acara ini. Kita tetap menjaga kebersamaan serta keutuhan dan kekompakan, karena dengan hal tersebut wilayah pondok ranggon akan menjadi tertib,nyaman,aman dan asri”ungkap Bapak Mahfud MZ.SH. M. SI.

 

Alunan musik tradisional mengiringi gerakan pencak silat betawi,menambah kemeriahan para pengunjung dari seluruh warga.

Aliran jurus silat betawi beragam variasi gerakannya ditambah lagi dengan suara pukulan gendang beraturan, berirama mengikuti  gerakan para pendekar silat.

“Kegiatan ini sangat positif, paling tidak dalam satu tahun seluruh warga pondok ranggon berkumpul dah,silahturahmi dan  mengetahui antara warga satu dengan warga lainnya.Untuk kedepan selalu ditingkatkan, agar dari generasi saya ini bisa diteruskan ke generasi muda”Ungkap Bapak Boih Budiman.

 Warisan Budaya

“Acara ini sudah turun temurun dari jaman dahulu.Kita memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa telah diberikan nikmat yang cukup banyak,agar kehidupan kedepan penuh dengan peningkatan. Dahulu acara ini dilaksanakan tujuh hari tujuh  malam kalau sekarang tiga hari. Sejak  saya dewasa tahun 1955 budaya seperti ini sudah ada,dimana kita menyambut kedatangan umat muslim yang datang dari ibadah haji tanah suci,besyukur bisa kembali ke tanah air dalam keadaan selamat.

Pemuda sangat antusias sekali dengan acara ini,karena sangat penting sekali generasi penerus melanjutkan khazanah budaya pondok ranggon dan nanti kedepannya juga akan menampilkan kerajinan tangan produk lokal anyaman kerajinan dari bambu, pengki, bakul, tudung leang yang dahulu pernah dibuat disini. Peran pemerintah sangat mendukung dalam acara budaya dan keagamaan”ungkap masyarakat asli Bapak Tuin. 

 

Leave a comment